.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Selasa, 07 April 2009

Merawat Gigi Balita

Agar kebersihan dan kesehatan gigi si kecil selalu terjaga, gosoklah paling tidak dua kali sehari, terutama setelah makan dan sebelum tidur malam.

Usia 1-1,5 bulan
Anda sudah bisa mulai mengajarkan gosok gigi dengan sikat gigi khusus untuk anak-anak. Atau, anda juga bisa menggunakan sikat gigi lembut yang dapat disarungkan pada jari anda. Berikut caranya:
  1. Sikat gigi si kecil tanpa menggunakan pasta gigi atau odol, untuk mencegah kemungkinan menelan terlalu banyak fluoride ( F) yang terkandung di dalam pasta gigi.
  2. Sikat gigi si kecil dengan gerakan memutar.
  3. Bilas dengan memberikan air putih matang yang bersih.
Untuk membiasakan gosok gigi di usia ini, awalnya anda bisa membiasakan si kecil melihat anda menggosok gigi. Kemudian, biarkan dia memegang sendiri sikat giginya dan bermain sambil meniru gerakan gosok gigi.

Usia 1,5-2 tahun
Pada usia ini, si kecil biasanya sudah mulai mampu memegang sikat gigi dan berumur. Jadi, kini si kecil sudah bisa diajari gosok gigi menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sebesar biji jagung. Pesankan kepada si kecil untuk tidak menelan pasta gigi, walau rasanya enak, agar dia dia tidak kelebihan flour. Ajari si kecil gosok gigi sendiri :
  1. Anda dan si kecil berdiri di depan cermin. Dari belakang, pegang tangan si kecil dan arahkan sikat giginya ke gigi yang akan disikat. Suruhlah dia menirukan cara anda memegang sikat serta cara anda menggerakkan sikat untuk membersihkan gigi.
  2. Berilah dia kesempatan untuk belajar menyikat gigi sendiri, sekali pun belum benar caranya.
  3. Setelah selesai, suruhlah dia berkumur dengan air putih matang yang bersih beberapa kali.
Usia lebih dari 2 tahun
Mulai usia 2 tahun, anda dapat mulai mengajarkan si kecil menggosok gigi dengan metode schrob. Yakni, suatu metode menggosok gigi yang mudah dan sederhana untuk balita. Caranya :
  1. Gosok gigi depan bagian atas dan bawah dengan arah ke samping kanan dan kiri.
  2. Kemudian, seluruh gigi bagian samping, dan seluruh gigi bagian belakang.
  3. Kumurlah dengan air bersih beberapa kali.


Read More......

Iritasi pada Kulit Bayi, Apa dan Bagaimana Mengatasinya

Iritasi pada kulit bayi sering terjadi, beberapa keadaan dapat menjadi pemicu terjadinya iritasi, seperti:
  • Pemakaian popok sintesis atau celana berlapis plastik yang lama tidak diganti, sering menimbulkan iritasi langsung pada kulit akibat tertimbunnya urin atau kotoran yang mengandung amonia. Tertutupnya daerah popok meningkatkan suhu maupun kelembaban di daerah lipatan bokong makin memudahkan penyerapan bahan-bahan kimia iritan tersebut. Bila berlangsung berulang-ulang pelindung kulit akan rusak, sehingga memudahkan berkembangbiaknya jamur, seperti Candida albicans.
  • Pada daerah-daerah lipatan terutama pada bayi gemuk seperti daerah leher, lipat paha, lipat siku, bila terjadi penumpukan keringat yang terlalu lama maka akan mengiritasi kulit bayi. Peradangan berulang yang terjadi juga akan diperburuk dengan berkembangbiaknya jamur seperti Candida albicans.
  • Bayi dengan riwayat keluarga alergi akan lebih sering dijumpai keluhan iritasi, seperti sisik halus di daerah kulit kepala akibat pemakaian produk kosmetika sampo ber-pH tinggi atau hair-lotion yang terlalu wangi. Dapat pula dijumpai hal serupa di daerah dada, punggung, perut akibat pemakaian minyak penghangat seperti minyak telon atau kayu putih yang digunakan terus-menerus di iklim panas.
  • Kekeringan kulit bayi akibat pemakaian berulang sabun mandi yang mengandung antiseptik. Peradangan kronis akibat kontak bahan iritan lemah akan mempengaruhi keseimbangan flora normal kulit, dengan akibat berkurangnya daya pertahanan alamiah kulit.
  • Bayi baru lahir yang mengkonsumsi susu sapi formula dengan kadar pH tinggi terkadang dijumpai kemerahan di daerah sekitar dubur.
Bagaimana mengobatinya ?
  1. Terpenting adalah pencegahannya, karena bila dicermati semua faktor penyebab iritasi pada kulit bayi dapat dicegah. Umumnya kelainan kulit baru timbul bila telah terjadi paparan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
  2. Hindari sementara pemakaian popok sekali pakai atau celana berlapis plastik selama peradangan. Pakailah popok kain tipis lembut yang bahannya menyerap keringat. Cuci daerah bokong dan sekitarnya setiap bayi buang air kecil atau buang air besar dengan sabun lembut untuk bayi, keringkan dengan handuk lembut ditepuk-tepuk pelan dan jangan digosok kasar. Hindari bedak saat kulit meradang.
  3. Daerah lipatan yang meradang sering dikompres dengan waslap handuk yang dibasahi air, hindari pemakaian bedak untuk sementara waktu. Daerah lipatan sering dibuka dan diangin-anginkan. Bila berkeringat segera seka perlahan dengan waslap handuk yang dibasahi air, jangan digosok lalu dikeringkan dengan handuk. Pakailah baju longgar dari bahan katun yang tipis dan mudah menyerap keringat.
  4. Bila dijumpai kulit bersisik dapat diberi krim pelembab khusus bayi setelah mandi. Jangan mandi dengan air terlalu panas berlama-lama. Pakailah sabun dan sampo khusus bayi. Untuk sementara waktu hindari penggunaan bedak atau berbagai produk kosmetik untuk bayi.
  5. Jangan oleskan obat salep, krim atau minyak apapun di daerah yang meradang tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
  6. Yang perlu diperhatikan dalah pencegahan. Iritasi pada kulit bayi lebih sering disebabkan oleh bahan iritan yang lemah seperti keringat, urin, feses, produk perawatan kulit yang salah penggunaannya, deterjen, atau cairan anriseptik dan mungkin kitapun punya andil untuk memaparkannya. Kadang-kadang timbulnya iritasi ditunjang oleh kondisi yang cocok untuk timbulnya peradangan seperti faktor kelembaban, panas, tertutup ataupun gesekan.

Read More......

Melatih Si Kecil Berhenti Mengompol


"DUH, Adek kok ngompol lagi sih. Tuh, lihat kasurnya kan jadi basah!" Ngompol memang problema tersendiri bagi orangtua. Bukan cuma bikin kasur jadi basah dengan bau tak sedap sehingga perlu dijemur. Tapi juga membuat lelah karena harus gonta-ganti celana si kecil di malam hari. Jadi, wajar saja bila orangtua berharap si kecil bisa berhenti ngompol secepatnya.

Yang patut disadari, menurut Lidia L Hidajat, MPH, ngompol untuk anak batita sebenarnya masih wajar. "Para pakar umumnya memberi toleransi mengompol hingga usia anak 4 tahun. Nah, lewat usia itu anak masih mengompol, bolehlah orang tua khawatir."

Model Tempat Tidur

Mungkin menarik pula melirik faktor penyebab anak jaman sekarang lebih susah diajak kering atau berhenti ngompol ketimbang anak-anak jaman dulu. Perubahan jaman, kata Lidia, merupakan salah satu penyebabnya. Dengan kondisi ekonomi di masa-masa ini,membuat lebih banyak wanita yang bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.

Bukannya mau mengurangi peran para bapak, lo. Namun jika mau dihitung secara statistik, mungkin akan lebih banyak jumlah ibu yang menyediakan waktu untuk mengganti popok ketimbang ayah. Nah, karena zaman sekarang para ibu juga harus bekerja, maka kelelahan seorang ibu pun bertambah. "Dibanding dulu, wanita karier sekarang pulangnya sampai larut malam. Tiba di rumah sudah sangat lelah."

Akhirnya, lanjut Lidia,popok sekali pakai menjadi semacam hero yang populer untuk membantu mengurangi kelelahan ibu. "Enggak salah juga pakai popok macam itu karena ibu jadi tak perlu gonta-ganti celana anak." Yang jadi masalah, popok sekali pakai ini membuat orang tua "terlena" sehingga kebablasan.Ujung-ujungnya, ya, kita jadi lupa melatih si kecil ke kamar mandi di malam hari.

Padahal, kalau mau jujur, popok sekali pakai terasa risih dan tak nyaman, lo, buat anak. Bayangkan, bokong si kecil ditutupi plastik seharian. Panas sekaligus lembab, bukan? "Jadi, tak salah juga jika ada yang bilang, popok sekali pakai itu adalah perwujudan dari egoisme orang tua," ujar staf pengajar di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta ini.

Gara-gara kelewat lelah pula, orang tua mungkin jadi tak terbangun ketika malam-malam si kecil terbangun ingin BAK. Alhasil, ia pun mengompol dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Faktor lain yang membuat si kecil susah kering, lagi-lagi berkaitan dengan kemajuan teknologi. Seperti model kasur spring bed yang besar dan berat. "Akhirnya, perlak ditaruh di atas seprei, bukan di bawah seperti jaman dulu, "ungkap Lidia. Nah, perlak yang terlihat itu, membuat anak tahu, di bawah tubuhnya ada pelindung."Kalau aku mau pipis, ya, pipis aja. Kan, ada perlak, jadi kasurnya enggak basah." Bisa juga mereka berpikir, perlak itu memang disediakan agar ia dapat BAK di situ. Nah, kalau ingin mengajar si kecil tak mengompol lagi, sebaiknya singkirkan perlak tersebut.

Lihat Pola

Selengkapnya, Lidia menuturkan beberapa cara agar di kecil mau berhenti mengompol. Yang jelas,peran serta orang tua amat diperlukan. Salah satunya adalah kenali si kecil. "Secara umum,yang berperan besar bagi batita adalah orang tua sebab masa ini adalah masa yang bisa dimainkan. Sayangnya, jaman sekarang kebanyakan orang tua sibuk dengan urusan lain sehingga batita bisa dikatakan 60 persen tumbuh sendiri, baru sisanya ada keterlibatan orang tua."

Yang pertama harus dilakukan,lihat pola anak. Pada saat seperti apa ia mengompol dan berapa kali dalam semalam. "Jarang, lo, orang tua yang punya catatan tentang ini." Untuk itu, mau tak mau orang tua harus mau sedikit begadang. Selidiki, jam berapa si kecil ngompol lalu catat. Catatan ini berguna untuk langkah selanjutnya. Yaitu menciptakan kondisi agar kita dapat bangun sebelum jam mengompol anak. Caranya dengan memasang jam weker, misalnya."Kalau tahu 3 jam setelah ia tidur kasur akan basah, maka bangunkan anak 2 jam setelah tidur. Ajak ke kamar mandi dan biarkan BAK." Setelah seminggu kering, turunkan waktunya menjadi satu jam sebelum "waktu mengompol". Seminggu berikutnya buat menjadi setengah jam. "Lama-lama kita ajarkan anak untuk BAK sebelum tidur."

Jangan lupa juga, Bu-Pak, ketika menerapkan semua itu, si kecil perlu dikosongkan terlebih dulu."Setelah makan malam, coba jaga agar anak tidak banyak minum, terutama minuman gampang membuatnya ke belakang. Teh manis, contohnya."

Masalah mungkin timbul jika si kecil emoh disuruh BAK sebelum tidur. Nah, bujuklah ia dengan berbagai cara. Misalnya, lewat permainan. Saat main boneka bersamanya, misalnya, katakan, "Wah,si Dipsy mau pipis, nih! Kita antar ke kamar mandi, yuk."Ketika di kamar mandi, kita bisa mengatakan, "Duh, masak Dipsy enggak mau pipis, katanya Adek disuruh pipis dulu."

Jangan Bikin Stres

Umumnya, dengan usaha seperti di atas, kata Lidia, dalam jangka waktu dua minggu, anak berhenti ngompol. "Tapi ini juga tergantung pada anaknya. Adajuga yang tak berhasil." Faktor yang bikin gagal, umpamanya, karena si kecil merasa dipermalukan. "Jangan sekali-kali mempermalukan anak." Misalnya, jika ada yang memuji kecantikan si kecil, kita menimpalinya, "Iya, Kakak memang cantik tapi masih suka ngompol, lo, Tante." Atau mencela dengan membandingkan dengan yang lain. "Iya, Adek cantik, tapi enggak kayak kakaknya. Waktu umur 2 tahun kakak sudah enggak ngompol." Secara tak sadar, ungkap Lidia, perkataan tersebut membuat anak stres. Akibatnya, ia yang tadinya sudah tak mengompol, malah bisa ngompol lagi.

Juga jangan langsung to the point. Ketika suatu ketika si kecil enggak sengaja ngompol lagi. "Tuh, kan, Adek pipis lagi. Bikin Mama susah aja. Capek, kan, Dek, harus jemur-jemur kasur!" Saran Lidia, walau kita dalam keadaan lelah, jangan sekali-kali menunjukkan rasa jengkel, amarah, atau kepanikan ketika ia mengompol. "Semua itu malah membuat anak jadi stres dan susah untuk belajar kering."

Untuk pelampiasan kejengkelan, lagi-lagi bonekanya bisa kita gunakan. Biarkan si boneka yang "berbicara". Contohnya, "Ih, Adek, tadi malam, kok, pipis lagi, ya? Padahal, kan, udah janji enggak pipis."Dengan cara itu, dua pihak sama-sama untung; orang tua bisa menyalurkan kemarahan melalui perantara sehingga bisa mengurangi kejengkelan dan anakpun secara tak langsung jadi merasa bersalah.

Intinya, Bu-Pak,untuk soal mengompol ini, hukuman tampaknya tidak cocok atau masih sulit dilakukan untuk batita. "Untuk anak yang sudah lebih besar, katakanlah 4 tahunan, bisa disuruh mencabut sprei atau memasukkan sprei yang basah ke ember cucian. Namun untuk batita, semua itu masih sukar dilakukan." Akan lebih efektif bila batita selalu diberi reward. Jadi, ceritakan pada orang lain setiap keberhasilannya tidak mengompol. "Bukan sebaliknya. Sering, lo, terjadi orang tua malah menceritakan anaknya yang masih mengompol."

Minta Tolong Si Kecil

Soal mengompol bisa dikatakan sebagai masalah unik. Ada anak yang sangat "pengertian". Ia langsung berhenti mengompol setelah diajak bicara.Karena itu, tak ada salahnya kita minta bantuan anak. Sebelum tidur, katakan padanya,"Dek, tolong Mama, ya, kalau mau pipis bilang. Soalnya Mbak, kan sedang pulang kampung, jadi enggak ada yang nyuci sprei." Nah, permintaan seperti itu kadang berhasil, lo. Jadi, tak ada salahnya dicoba!


Kok, Ngompol Lagi ?

Kalau tiba-tiba ngompolnya "kumat" lagi, kita perlu mencari tahu apa penyebabnya. Lidia membagi penyebab ngompol menjadi 3, yaitu fisik, lingkungan, dan emosi. Contoh penyebab fisik, misalnya, si kecil kelewat lelah sehingga tidurnya terlalu lelap. Jadi,ketika terasa ingin BAK, ia tidak kuasa bangun. Sedangkan penyebab lingkungan adalah AC atau cuaca yang dingin.

Yang agak rumit bila penyebabnya emosional, seperti pindah rumah, tidur sendiri atau punya adik baru. Untuk mengatasinya, lihat masing-masing pemicu. Bila masalahnya karena si kecil iri akan perhatian orang tua yang lebih ke adik bayinya, ajak si kecil bicara dan beri juga ia perhatian. "Biasanya ia mengompol lagi untuk cari perhatian."

Jika masalahnya berkaitan dengan pindah rumah, kita harus sering menemani si kecil. Atau ketika ia tengah belajar tidur sendiri buatlah ia untuk melepas ketegangan, dengan cara diceritakan atau nonton video kesayangannya. "Yang penting, ia harus tidur dengan kondisi relaks," kata Lidia.

Satu hal lagi, terkadang si kecil sering mengompol karena berkaitan dengan kesehatannya. Coba perhatikan apakah si kecil, terutama si Upik, merasa kesakitan ketika BAK. "Orang tua kadang luput memperhatikan hal itu. Apalagi saat ini banyak air yang terkontaminasi sehingga mengakibatkan si Upik terinfeksi. Akhirnya, karena sakit, ketika terasa mau BAK, ia tahan. Malam hari,ketika ia tak sadar, jadi mengompol."

Ada juga anak susah berhenti mengompol karena memang dari "sananya" seperti itu. Apa pun yang kita usahakan, sia-sia saja.Nah, ini sering berkaitan dengan otot-otot kandung kemihnya yang lemah. Tak ada jalan lain, kecuali konsultasikan ke dokter.

Read More......

ASI Bikin Rendah Tekanan Darah

SEBUAH penelitian menunjukkan, anak-anak dan remaja usia 9 hingga 15 tahun yang pada masa kecil memperoleh ASI, mempunyai tekanan darah lebih rendah dibanding mereka yang memperoleh susu formula.

Menurut Dr. Debbie A. Lawlor dari University of Bristol di Inggris yang memimpin penelitian, dampak ASI ini sangat terlihat jelas. Keuntungan yang didapat anak-anak yang memperoleh ASI pada masa kecil mereka sama besarnya dengan orang dewasa yang berolahraga atau ketika melakukan pantangan tidak mengonsumsi garam untuk menurunkan tekanan darah.

Penelitian itu dilaporkan pada The Archives of Disease in Childhood. Dikatakan, keuntungan-keuntungan lain yang didapat bila anak diberi ASI adalah menurunkan risiko terkena penyakit seperti diare, infeksi telinga, dan pneumonia.

Penemuan yang diperoleh atas dasar penelitian terhadap 2.192 anak dan remaja dari Estonia dan Denmark itu semakin memperkuat bukti bahwa ASI dapat memberikan manfaat pada tekanan darah. Anak-anak ini menjalani uji fisik dan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula garah.

Selain obesitas, kolesterol yang tidak normal serta kadar insulin rendah, tekanan darah tinggi juga dapat mengakibatkan sebuah kondisi yang disebut sindrom metabolik, yang juga dapat menyebabkan penderitanya terkena penyakit jantung ataupun stroke.

Secara umum, tim yang dipimpin Lawlor ini menemukan, anak-anak yang dibesarkan dengan ASI mempunyai tekanan darah sistolik rendah. Faktor-faktor lain yang diukur adalah berat badan, umur, dan sejarah keluarga. Dikatakan, semakin lama anak diberi ASI, semakin besar efek yang diberikan pada tekanan darah. Hubungan di antara dua aspek ini memberikan ide bahwa sesungguhnya pemberian ASI membawa pada kondisi penurunan tekanan darah.

Read More......

Tips Mengatasi Anak Susah Makan

Masalah anak susah makan kebanyakan dialami oleh ibu yg bekerja di luar rumah. Karenanya meskipun bekerja dilar rumah ,seyogyanya orang tua tetap mengetahui perkembangan makan anak sehari-hari. Yang penting supaya gizi anak seibang orang tua perlu tahu berapa jumlah makanan sehari-hari yg harus diberikan keada anak balitanya. Untuk membantu mengatasi anak ssah makan orang tua perlu melakukan beberapa hal:
  1. Pemberian makan sesuai umur. Setelah usia 4 bulan mulai diberi makanan pendamping(bubur susu),usia 6 bln nasi tim,usia 8 bln-1 thn mulai makanan dicincang,setelah 1 thn dpt dikenalkan makanan keluarga. Karena jika tdk mulai dikenalkan anak akan susah makan.
  2. Jangan memberi porsi susu berlebihan. Hal ini akan menyebabkan anak kenyang sehingga susah makan.
  3. Berikan makanan selingan namun jangan berlebihan. Diberikan diantara jam makan anak.makanan jangan manis-manis atau asin karena akan mengurangi selera makan anak.
  4. Agar nafsu makan anak bertambah usahakan suasana makan yang nyaman.Ajak si kecil makan dengan penuh kasih sayang.
  5. Jika anak masih susah makan periksakan ke dokter mungkin ada kelainan dalam organ tubuh. Jika tidak ada kelainan mintalah vitamin untuk merangsang nafsu makannya.
  6. Disiplin dengan waktu makan anak. Karena kalau sudah melewati waktu makan anak tidak merasa lapar lagi.
Pesan untuk ibu bekerja:
  1. Persiapkan makanan yang akan diberikan untuk balita anda.
  2. Pada jam makan cek kegiatan makan balita anda.
  3. Timbang berat badannya untuk memastikan balita anda kecukupan gizi.
  4. Selagi bisa (ada waktu)dengan si kecil kerjakan sendiri segala hal yang berhubungan dengan si kecil.
  5. Adakan waktu rekreasi dengan si kecil, agar punya wawasan dan merasakan kebersamaan dengan keluarganya.

Read More......

10 Kiat Mengembangkan Otak Anak

Dijelaskan oleh Dr Eddy Supriyadi SpA, dari RS Sardjito Yogyakarta, ada dua komponen dasar dalam perkembangan otak anak, yaitu lingkungan yang aman dan pengalaman positif.

Saat seorang bayi merasa tertekan, otak akan merespon dengan menghasilkan zat kortisol. Kadar kortisol yang tinggi akan memperlambat perkembangan otak. Lingkungan aman dan nyaman diperlukan bayi untuk membantu perkembangan otaknya. Beri respon saat bayi menangis maupun mengoceh.

Pengalaman yang diterima setiap hari juga akan membantu perkembangan otak anak. Aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak ke pasar atau ke toko buku, menurut dokter anak lulusan UGM ini, sangat penting untuk pembentukan jaringan perkembangan sel otak.

Dr Eddy memberikan 10 tips bagi orangtua untuk membangun dasar perkembangan otak anak:
  • Beri perawatan dan kasih sayang yang adekuat selama masa kehamilan.
  • Beri nutrisi yang cukup. Enam bulan pertama kehidupan bayi, berikan kecukupan nutrisi dengan ASI.
  • Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
  • Berbicaralah kepada bayi. Buat kontak mata saat berbicara dengan anak. Jangan lupa selalu tersenyum kepada anak.
  • Bila harus menitipkan anak, carilah tempat penitipan yang bermutu tinggi.
  • Kenalkan aneka ragam musik pada anak, dan bernyanyilah bersama.
  • Beri interaksi yang nyata dengan anak demi perkembangan otaknya. Jangan biarkan anak menonton televisi terlalu lama. Batasi waktunya.
  • Beri ruang bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya.
  • Redakan stres pada orangtua. Orangtua yang mengalami stres cenderung mengalihkan stres kepada anaknya. Bila Anda merasa stres, cobalah bercerita kepada orang yang dekat dengan Anda.
  • Ingat, otak tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi, beri stimulasi sebanyak-banyaknya secara terus-menerus.
Sumber : http://www.dechacare.com/10-Kiat-Mengembangkan-Otak-Anak-I496.html

Read More......

Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda
Untuk Ibu dan Bayi.

ASI adalah makanan alamiah untuk bayi anda. ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat.
Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu.

Keuntungan untuk bayi:
  • ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
  • ASI mudah dicerna oleh bayi.
  • Jarang menyebabkan konstipasi.
  • Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
  • ASI kaya akan antibody(zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya.
  • ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium.
  • Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI samapi lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena Asi mengandung DHA/AA.
  • Bayi yang diberikan ASI eksklusif samapi 4 bln akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
  • ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
  • Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

Keuntungan untuk ibu:
  • Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
  • Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
  • Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
  • Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah.
Karena begitu besar manfaat dari ASI maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan.

Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik untuk ibu maupun bayi. Berikanlah Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi anda sebagai hadiah terindah dalam menyambut kelahirannya.

Read More......